4 Maret 1946, seruan-seruan itu terdengar riuh di Istana Binjai. Kala itu, sekelompok pemuda menyeruak masuk ke halaman istana. Mereka menuntut agar bendera kerajaan yang bersanding dengan bendera merah putih, diturunkan. Lagu “Darah Rakyat” berkumandang. Suara para pemuda itu membahana. Senja koyak.
Selengkapnya »
“....bagi saya ialah, bahwa Amir dalam Nyanyi Sunyi dengan murninya menerakan sajak-sajak yang selain oleh ‘kemerdekaan penyair’ memberi gaya baru pada bahasa Indonesia, kalimat-kalimat yang pedat dalam seruannya, tajam dalam kependekannya. Sehingga susunan kata-kata Amir bisa dikatakan destruktif ...
Selengkapnya »
Akhir tahun 2010, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia secara terbuka mengusulkan agar bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa resmi ASEAN. Setahun sebelumnya, delegasi DPR RI juga telah mengutarakan usul serupa. Indonesia pun secara resmi telah mengusulkan amandemen statuta ASEAN Inter Parliamentary Assembly ...
Selengkapnya »
Membaca puisi Pulang Si Tenggang (atau Si Tenggang’s Homecoming dalam versi bahasa Inggris) karya Muhammad Haji Salleh menyadarkan kita bahwa identitas kebudayaan adalah sebuah pencarian. Meskipun di akhir bait puisinya penyair itu sendiri menjawab “Lihat, aku seperti kau juga/masih Melayu”, kita ...
Selengkapnya »
Seperti tahun lalu, tahun ini Bahasa Indonesia kembali tersisih. Mayoritas pelajar di negeri ini tidak lulus Ujian Akhir Nasional (UAN) karena mendapat nilai rendah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebaliknya, mereka justru mendapat nilai tinggi untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Ironisnya, fenomena ini terjadi ...
Selengkapnya »